Selasa, 14 Juni 2016

Alasan Kota Banda Aceh Jadi Wisata Halal Dunia?

Wisataceh.comPemerintah Kota Banda Aceh bekerja sama dengan PATA Indonesia Chapter (PIC) untuk membantu mempromosikan pariwisata Kota Banda Aceh. Kerja sama itu dituangkan dalam sebuah memorandum of understanding (MoU) yang ditandatangani di Jakarta, Selasa, 31 Maret 2015. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyaksikan penandatanganan tersebut sekaligus meresmikan peluncuran branding baru pariwisata ibukota Provinsi Aceh, “World Islamic Tourism”.
Jumlah wisatawan ke Kota Banda Aceh dihitung dari jumlah tamu yang menginap di hotel/akomodasi adalah sebagai berikut. Jumlah kunjungan wisman selama 2014 mencapai 11.103 dibandingkan 5.317 pada tahun 2013. Jumlah wisnus  tahun 2014 sebanyak 224.939 dibandingkan dengan tahun 2013 yang mencapai 229.589. Menteri menyebutkan, untuk tahun ini telah menetapkan target kunjungan wisnus ke Aceh sebesar  satu juta. Target wisman yang awalnya 40 ribu kunjungan kini dinaikkan menjadi 100 ribu. Dan total jumlah wisatawan yang datang ke kota Banda Aceh ditargetkan 25% dari total jumlah wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Aceh.
Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal mengatakan, “Setiap tahun kami menargetkan peningkatan kunjungan wisatawan sebesar 20 persen. Dari tahun 2013 ke 2014 ada peningkatan sekitar 40 persen. Itu di atas target yang tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banda Aceh 2012-2017.” Kerja sama dengan PIC merupakan salah satu upaya untuk mencapai target tersebut.
Para turis dari manca negara memakai pakaian penutup aurat saat memasuki pekarangan masjid raya Baiturrahman Banda Aceh. (Foto: Serambi)/sumber klikkabar.com
PIC melihat Banda Aceh punya sesuatu yang berbeda. Perbedaan ini yang kurang ditonjolkan kepada publik. Selama ini menargetkan pasar Eropa, sehingga pasar dari Timur Tengah dan Malaysia belum tergarap dengan baik. Selain pasar Timur Tengah yang sudah pasti dan pasar Malaysia, pasar muslim Cina juga berpotensi besar. Belanda sebagai pasar tradisional Eropa kita, yang terhubung secara historis dan emosional serta banyaknya peninggalan-peninggalan Belanda, termasuk yang tersebar di Aceh, mesti terus dijaga dan dipertahankan.
“PIC, Pemkot Banda Aceh dan Kementerian Pariwisata akan membuat program-program untuk mempromosikan Aceh ke pasar-pasar yang tepat. Ke pasar dimana wisatawannya memang akan berkunjung ke destinasi syariah. Kita akan susun bersama-sama. Karena program ini tentunya tergantung dari APBD dan APBN yang ada, sehingga dengan program yang suda ada di Kota Banda Aceh maupun provinsi, PIC akan memperkuatnya. PIC akan mencoba masuk ke pasar-pasar yang punya wholesaler yang tepat. Jadi tidak buang waktu dan tidak buang biaya,” CEO PATA Indonesia Chapter Poernomo Siswoprasetijo menerangkan.
Pemerintah Kota Banda Aceh sudah meresmikan trans kota dengan 30 unit armada yang bisa mengelilingi kota tahun ini. Selain itu juga akan dibangun sebuah sekolah, madani center, dimana di dalam kompleks sekolah dilengkapi dengan sebuah convention hall yang dapat menampung sekitar 4 ribu orang, kebun raya, Museum Banda Aceh, pusat kebudayaan Islam dan pendidikan halal. Arsitektur fisik bangunan-bangunan baru akan menggunakan arsitektur yang Islami.
Pemkot juga merencanakan melakukan pendekatan-pendekatan kepada organisasi negara-negara Islam (OKI) dan Islamic Development Bank (IDB), menawarkan Aceh untuk menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan internasional misalnya muzakarah ulama se-Asia atau Timur Tengah. Selain itu, mengintensifkan kembali komunikasi dengan organisasi-organisasi internasional yang pernah membantu Aceh tatkala peristiwa gempa besar dan tsunami dahsyat meluluhlantakan Bumi Serambi Mekkah.
Illiza menambahkan, “Dalam pengembangangn ekonomi dan pariwisata, kita bekerja sama antarwilayah. Jadi Kota Banda Aceh bekerja sama dengan Sabang dan Aceh Besar. Mempromosikan Banda Aceh berarti juga mempromosikan seluruh Aceh.”
Dan Walikota Banda Aceh menegaskan, bagi perempuan non-muslim yang berkunjung ke Aceh tidak harus berhijab. Sedangkan bagi perempuan muslim harus berhijab. Pengunjung non-muslim hanya diminta untuk menjaga kesopanan selama berada di Aceh.
8 abad Banda Aceh
Pada 810 tahun yang lalu, tepatnya 1 Ramadhan 601 H (22 April 1205) Sultan Johansyah mendirikan istana Kerajaan Aceh. Letaknya berada di perkampungan (gampong) yang sekarang dikenal dengan nama Gampong Pande dan Gampong Jawa. Sejak itu, perkampungan di pesisir tersebut resmi menjadi Bandar Aceh Darussalam, kota pelabuhan yang ramai. Maka tanggal 22 April ditetapkan menjadi kelahiran kota Banda Aceh.
Cita-cita kota Banda Aceh adalah menjadi ‘Model Kota Madani’. Banda Aceh, pintu gerbang kebudayaan Aceh, tempat identitas keacehan bermula, asal muasal seluruh adat dan budaya yang kini berkembang di 23 kabupaten/kota. Kemudian kebudayaan Aceh berkembang seiring dengan syiar agama Islam di seluruh wilayah Aceh dan di Nusantara.
Tujuan dari kerja sama antara Pemkot Banda Aceh dan PIC adalah untuk merawat sejarah kejayaan Islam di Aceh dan Nusantara melalui pengembangan wisata spiritual; mengembalikan citra kota sebagai ‘Bumi Serambi Mekkah’; menjadikan Mesjid Raya Baiturrahman, saksi bisu perjalanan Aceh, pusat wisata spiritual; menjadikan Banda Aceh tempat wisata dan studi Islam di kawasan Asia Pasifik; serta mengembangkan industri MICE Islami.
Sumber: traveltourismindonesia.com

1 komentar: