Selasa, 27 Desember 2016

Yuk Berwisata Alam Tahura Lae Kombih Subulussalam

TAMAN Rimba Raya (Tahura) Lae Kombih yaitu satu lokasi rimba konservasi Kayu Kapur Singkil (Dryobalanops Aromatica) atau di Jawa lebih di kenal dengan Kamper Singkil. Tahura Lae Kombih tepatnya ada di lokasi Kedabuhen, Kampong Jontor, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam atau jalan lintas Subulussalam-Medan Sumatera Utara (Sumut).

Untuk anda yang pernah lakukan perjalanan dari Subulussalam menuju Medan, tentu anda senantiasa melewati Tahura ini, lantaran lokasi rimba konservasi Kayu Kapur Singkil pas ada di jalan lintas Subulussalam-Medan.

Sepintas studi Kayu Kapur Singkil menurut literaturnya begitu kental memiliki kandungan nilai historis peradaban dunia, di mana berdasar pada literasinya, kalau zat parfum Kapur Barus yang datang dari umbil Kayu Kapur adalah bahan basic untuk mengawetkan mayat (Mumi) pada saat kerajaan Fir'aun (saat ini Mesir), hingga pada saat itu lokasi Barus serta Singkil alami kejayaan perdagangan dunia yang ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari beragam belahan negeri didunia.

Air Terjun Kedabuhen
Air Terjun Kedabuhen

Terkecuali bahan pengawet mayat, umbil Kayu Kapur (Kapur Barus) juga sering jadikan sebagai bahan obat-obatan yang lain, seperti obat luka serta obat masuk angin yang sampai sekarang ini masihlah kerap dipakai orang-orang di lokasi Singkil serta sekitarnya yang sudah di proses berbentuk minyak.

Nah, itu sepintas deskripsi literatur histori Kayu Kapur Singkil yang mendunia dimasa itu. Kita teruskan kembali pada tema lokasi Tahura Lae Kombih.

Tahura Lae Kombih dengan luas beberapa ribu hektar spesial itu ditujukan oleh pemerintah lewat SK Menteri Kehutanan sebagai lokasi konservasi habitatnya Kayu Kapur. Sebab di lokasi yang ada di Kedabuhen ini masihlah ada judul pohon-pohon Kayu Kapur Singkil beberapa bekas dari tindakan illegal logging pada saat lantas.

Apabila anda melintas menuju Medan maupun demikian sebaliknya tengah lakukan perjalanan dari Medan menuju Subulussalam, bila siang hari anda bisa lihat judul pohon Kapur yang tegak berdiri di tepi jalan lintas itu. Tetapi baiknya anda berhenti sesaat di warung warga yang ada di tepi jalan agar bisa mencermati dengan terang bagaimana bentuk type Kayu Kapur langka yang mendunia itu. Sambil nikmati kuliner khas Lemang serta mie seduh atau lebih di kenal dengan sebutan Makan Bokkom.

Mungkin, Tahura Lae Kombih bisa jadikan satu kunjungan wisata alternatif juga. Terlebih untuk anda beberapa akademisi yang tekuni pengetahuan Biologi maupun pengetahuan Kehutanan, lokasi habitat Kayu Kapur Singkil juga pas jadikan sebagai objek penelitian atau riset ilmiah.

Bukanlah Kayu Kapurnya saja bisa di nikmati di sini. Dikawasan ini dapat juga jadikan sebagai aktivitas tracking (Penjelajahan) untuk anda yang miliki hoby berpetualang, sebab di lokasi Tahura juga ada beberapa tempat wisata yang tidak kalah menariknya untuk dituju, seperti tempat wisata Air Terjun Kedabuhen.

Tempat wisata Air Terjun Kedabuhen sungai Lae Kombih sekarang ini telah jadikan sebagai tempat olah raga Arung Jeram (Rafting) dibawah pengelolaan Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Kota Subulussalam. Susunan arus sungai yang membuat jeram-jeram menantang begitu pas anda cobalah, terlebih untuk anda yang pemula.

Sebelumnya menuju tempat Air Terjun Kedabuhen, terlebih dulu fisik anda diuji dengan menapaki anak tangga yang terbuat dari semen, yakni sejumlah 337 anak tangga waktu akan menuju tempat air terjun yang besar itu.

Bila anda ditantang, anda pantas cobanya. Anda bisa mendatangi basecamp FAJI yang ada di Kampong Sikelang, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam. Dengan kocek (duit) yang terjangkau, mereka siap membawa anda nikmati petualangan di lokasi Tahura Kayu Kapur Singkil hanya satu didunia itu.[mediaaceh.co]