Kamis, 30 Juni 2016

Tanah Lot Bali, di Aceh Juga Ada

Pesisir Barat Selatan Aceh menyimpan banyak pesona yang tak habis untuk dikulik. Salah satunya adalah Pantai Lhok Kruet. Tebing berbatu cadas dan lempengan batu yang menghampar di bibir pantai menyuguhkan panorama menakjubkan, Membawa imaji pada Tanah Lot di Pulau Dewata. Batu karang di tengah lautan. Tentu saja tanpa keberadaan pura yang bertengger di atasnya.

Karena sedianya itu bukan di Bali, tapi di sebuah kabupaten bernama Aceh Jaya. Menelusup di antara hijaunya gugusan Bukit Barisan yang memeluk kawasan tersebut. Bekas kawasan pelabuhan yang menjelma menjadi objek wisata aceh baru yang belum banyak dituturkan pelancong. Tebing batu karang yang luluh lantak disapu tsunami malah menyisakan kepingan yang membuat mata terpana dan mulut berdecak kagum. Siapkan kamera anda dan abadikan setiap jengkal keindahan paras nusantara.

Photo by @ahlulhafriandi /wisata aceh 

Menuju lokasi

Aceh Jaya merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat yang terbentuk 2002 lalu. Daerah ini mudah ditandai karena dikenal dengan profil penduduknya yang khas Eropa dengan kulit putih, rambut pirang, dan bermata biru. Konon penduduk setempat merupakan keturunan prajurit Portugis yang terdampar pada abad ke-16 di pantai Kerajaan Daya dan menjadi tawanan sang raja.

Jika berangkat dari ibukota provinsi, Banda Aceh menempuh jarak 109 Km atau memakan waktu sekitar 2 jam berkendara. Melintasi Jalan Nasional Banda Aceh – Meulaboh. Kondisi jalan yang mulus teraspal serta panorama yang disuguhkan membuat perjalanan terasa nyaman dan menyenangkan. Mata akan dimanjakan dengan panorama gugusan Bukit barisan nan hijau di satu sisi jalan dan di sisi yang lainnya pantai yang biru mengbentang.

A photo posted by @aan.goblay on
Anda bisa memilih menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum berupa minibus jurusan Meulaboh. Dari jalan raya menuju ke Pantai Lhok Kruet hanya membutuhkan sekitar 5 menit berkendara. Kampung nelayan menjadi penanda anda memasuki wisata aceh Pantai Lhok Kruet. Pantai ini buka sepanjang waktu. Kabar baiknya lagi untuk masuk kemari tak dipungut biaya apa pun. Sebaliknya karena belum dikelola, tak ada fasilitas apa pun di pantai yang dulunya merupakan bekas pelabuhan tersebut.

Namun karena letaknya yan tak terpaut jauh dari jalan raya serta di tengah pemukiman penduduk membuat akses kemana saja bukanlah menjadi sebuah masalah. Pun keindahan yang ditawarkan serupa paras warga yang mendiami kawasan tersebut. Jejak kegemilangan Aceh tempo dulu yang berlokasi strategis di jalur perdagangan dunia sekaligus bukti bahwa bencana tak selalu tentang nestapa. sumber: tribunnews.com