Senin, 07 November 2016

5 Destinasi Wisata di Aceh Paling Favorit Wisman

Aceh yang terlebih dulu dimaksud dengan nama Nanggroe Aceh Darussalam (2001-2009) yaitu satu Propinsi yang terdapat di ujung Pulau Sumatra. Aceh mempunyai otonomi yang ditata sendiri, tidak sama dengan propinsi lain di Indonesia, lantaran argumen histori. Di samping utara, Aceh bersebelahan dengan Teluk Benggala, Samudra Hindia di samping barat, Sumatra Utara di samping tenggara serta selatan, Selat Malaka di samping timur.

Selepas musibah tsunami di Aceh tanggal 26 Desember 2004, derap jantung kota ini pernah berhenti. Tetapi bersamaan dengan sembuhnya aktivitas ekonomi serta orang-orangnya, derap kehidupan dalam orang-orang juga turut kembali sembuh. Propinsi Aceh juga kembali bangkit serta membenahi bidang pariwisatanya dengan baik. Banyak daerah wisata yang menyuguhkan macam object wisata yang tidak kalah menarik dari kota-kota lain yang ada di Indonesia. Nah, di bawah ini daftar informasi obyek wisata yang paling indah juga menarik di Aceh yang perlu anda kunjungi.

1. Pulau Banyak








Kepulauan Banyak berada di Kabupaten Aceh Singkil yang terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil. Pulau Banyak yang terbagi dalam gugusan pulau yang bersebelahan dengan samudera hindia, tepatnya di ujung samping barat Pulau Sumatera. Menurut warga sekitar ada 99 gugusan pula, namun setelah tsunami tinggal sekitar 60an yang layak untuk dikembangkan jadi tempat wisata andalan. Termasuk juga keindahan alam bawah laut seta penyu hijaunya.

Sebagai daerah kepulauan, Pulau Banyak mempunyai laut yang cukup luas juga pantai yang begitu panjang serta indah, pantai Pulau Banyak tak kalah dengan Pantai-pantai lain di indonesia. Pasir putihnya lebih lembut, lambaian daun- daun kelapa yang rindang makin memperindah situasi tamasya dengan panorama alam pantai tropis. Indahnya pemandangan Sunset juga jadi tontonan sendiri yang mengasyikkan. Kalau kepulau banyak jangan mampir ke pulau paling banyak di kunjungi oleh wisatawan luar negeri.

2. Pulau Weh

Photo by bietour

Di Indonesia, liburan ke pulau sama dengan cost mahal lantaran sulitnya transportasi. Namun untuk menuju Pulau Weh, Aceh, bujet yang Anda mengeluarkan tak demikian besar serta bisa ditekan. Kuncinya cerdas dalam pilih transportasi.

Tenang, pilihan transportasi umum ke Pulau Weh demikian bermacam serta ada dalam beragam tingkatan harga. Kesempatan ini, Kompas Travel bakal menguraikan rute perjalanan ke Sabang, Pulau Weh yang diawali dari Jakarta.

Ambillah penerbangan ke Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh. Harga ticket pesawat normal dari Jakarta ke Aceh sekitar Rp 600. 000, bila musim libur harga ticket naik hingga 2 x lipat.

Alternatif yang lain, bila Anda tidak memperoleh ticket pesawat dengan harga terjangkau ke Aceh atau malah Anda memperoleh ticket pesawat promo, coba ambillah penerbangan ke Kuala Namu, Sumatera Utara. Lalu naik bus antar kota dari Medan ke Banda Aceh yang dibanderol tarif kurang lebih Rp 200. 000. Saat tempuh dari Medan menuju Banda Aceh yaitu 12 jam.

Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda-Pelabuhan Ulee Lheue
Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda terdapat di Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar. Jaraknya sekitaran satu jam ke kota Banda Aceh. Sedang Pelabuhan Ulee Lheue ada di kota Banda Aceh. Jadi bila Anda menginginkan selekasnya menuju pelabuhan dari bandara, alternatifnya ada empat, yaitu taksi, damri, becak motor, serta labi-labi (kendaraan khas Aceh).

Tarif keempatnya pasti tidak sama. Taksi sesuai dengan argo. Damri dari Bandara ke Banda Aceh Rp 20. 000, becak motor sesuai sama penawaran, serta labi-labi mempunyai harga carter (bila rombongan) serta harga perseorangan.

Photo by sadarulaldy

Mencari becak motor serta Labi-labi memanglah sedikit susah di komplek bandara. Karenanya berjalanlah keluar dari komplek bandara untuk mencari dua transportasi itu.

Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh-Pelabuhan Balohan, Sabang, Pulau Weh

Ada dua alternatif menuju Pulau Weh yaitu dengan kapal cepat atau kapal lambat (feri). Dalam satu hari ada tiga feri yang berlayar dari pelabuhan Ulee-Lheue (Banda Aceh) menuju pelabuhan Balohan (Pulau Weh) yaitu jam 08. 00, 11. 00, serta 16. 00. Harga ticket Rp 25. 000 dengan lama perjalanan 2 jam.

Sedang untuk kapal cepat yang mengonsumsi saat perjalanan 45 menit, dalam satu hari mempunyai 2 x jadwal keberangkatan yaitu jam 08. 00 serta 14. 30, dengan harga ticket Rp 85. 000.
Utama untuk dicatat spesial hari Jumat, kapal feri mempunyai jadwal yang tidak sama. Lalu aspek cuaca serta yang lain juga punya pengaruh pada saat keberangkatan kapal.

3. Kuala Paret, Aceh Tamiang

Photo By chindyafisa

Tidak diduga, Kabupaten Aceh Tamiang Propinsi Aceh menaruh pesona alam yang menakjubkan berkelas dunia, Kuala Paret namanya, walau terdengar tak menarik lantaran memakai kata “’Paret’”. Nama Kuala Paret masihlah asing untuk orang-orang Aceh bahkan juga orang-orang Kabupaten Aceh Tamiang sendiri lantaran tempat Kuala Paret yang jauh dari pusat kota, pesona alam Kuala Paret cuma di ketahui orang-orang yang bermukim di sekitar Pulau Tiga, Aceh Tamiang.

Kuala Paret terdapat di Desa Kaloy, Tamiang Hulu, Kabupaten Aceh Tamiang. untuk nikmati panorama Kuala Paret yang masihlah alami, kita memerlukan saat sekitaran 2 Jam 30 Menit dari Ibukota Kabupaten Aceh Tamiang, yakni Kuala Simpang.

Walau memerlukan saat lama serta perjalanan yang melelahkan, sesampainya kita di Kuala Paret, rasa capek hilang dengan sendirinya lantaran keindahan Kuala Paret yang menawan, air jernih mengalir ditengan batu besar yang melintang, seolah air mengalir di atas kaca.


Kami berbarengan orang-orang Kuala Simpang menuju Kuala Paret dalam rencana rekreasi, saya tahu pesona Kuala Paret lewat rekan yang meng-upload photo Kuala Paret diakun facebook kepunyaannya, lantaran penasaran, saya yang tengah bertugas mengikuti orang-orang di Pengadilan Negeri Kuala Simpang, pada akhirnya mengajak orang-orang untuk temani saya dalam rencana refreshing sesudah ikuti persidang di Pengadilan Negeri Kuala Simpang.

Saat kami menuju Kuala Paret, kami pernah berhenti sekitaran 9 kali untuk ajukan pertanyaan jalan menuju Kuala Paret supaya tak tersesat. Saat kami masuk jalan perkebunan, kami mesti melalui jalan berbatu, sedikit berbukit serta dikelilingi hamparan perkebunan Kelapa Sawit. Kata orang-orang di sana, jalan menuju Kuala Paret ada lantaran ada jalan perkebunan, bila tak ada jalan perkebunan, jadi kita mesti meniti perjalanan kaki untuk meraih Kuala Paret.



Untuk pengunjung Kuala Paret yang kehabisan bensin tak perlu cemas, lantaran tidak jauh dari Kuala Paret ada pemukiman warga serta ada kios yang jual bensin. Walau harga nya tidak sama dengan harga yang di jual dipasaran.

Sesampainya di Kuala Paret, kita temukan satu pondok yang bertuliskan “W. Kuala Paret, untuk masuki Kuala Paret, kita mesti membayar parkir sebesar Rp 5. 000 spesial hari libur. Mulai sejak kami ada di atas pondok, kami mulai dengarkan nada air yang mengalir deras di bawah, untuk meraih tempat Kuala Paret, kami mesti turun ke bawah dengan memegang akar-akar pohon di sekitar supaya tak terjatuh lantaran belum ada tangga yang disiapkan.

Saat kita hingga di bawah, nada air makin terdengar keras, hamparan batu-batu besar bikin mata kami terpana, kekuasaan ALLAH SWT bikin air mengalir ditengah-tengah batu besar yang terbelah oleh air, air malaju dengan deras memberi pesona Kuala Paret.

Air jernih yang megalir ditengah batu besar mengundang rasa untuk nikmati sembari bermain ria, kami dapat nikmati air sembari berenang di pinggir sungai yang aman, lantaran arus air yang mengalir tidaklah terlalu kencang.

Untuk menuju Kuala Paret, kita dapat masuk lewat Simpang Smadam menuju Pulau Tiga, sesampainya di Pulau Tiga, kita dapat ajukan pertanyaan jalan menuju Kuala Paret, lantaran banyak jalan untuk menuju Kuala Paret, kita tak perlu sungkan-sungkan untuk ajukan pertanyaan, lantaran orang-orang di sekitar cukup ramah-ramah.

Saat telah masuk areal perkebunan Kelapa Sawit, kita dapat juga ajukan pertanyaan pada pekerja perkebunan yang berwara-wiri dipersimpangan jalan, di pertengahan jalan kelak, kita bakal menjumpai Pos Satpam perkebunan.

Panorama Kuala Paret cukup menawan, siapapu yang datang pastinya akan nikmati panorama yang mengagumkan, di mana air mengalir di atas berbatuan besar, dasarnya, Kuala Paret tak jauh tidak sama dengan tempat pariwisata lainya se antero nusantara bahkan juga luar negeri.

Panorama yang laur umum pasti tak pernah kita dapatkan terlebih dulu, cuma saja Kuala Paret belum terjamah tangan pemerintah, baik Dinas Pariwisata Aceh Tamiang ataupun Dinas Pariwisata Aceh. Mudah-mudahan pemerintah selekasnya turun tangan menjaga serta melestarikan pesona alam Aceh Tamiang yang menaruh nilai wisata kelas Dunia.


4. Pantai Lampuuk



Aceh memiliki sebagian tempat wisata andalan, Pantai Lampuuk satu diantaranya. Pantai yang indah ini memperlihat pesona alam dengan pemandangan lautnya yang masihlah alami serta letaknya ada di lokasi barat Aceh, sekitaran 15 km. dari Banda Aceh. Pantai ini memilki garis pantai yang panjang, cukup panjang untuk dikilas balik dengan jalan kaki. Asik kan!

Pantai Lampuuk terdapat di kabupaten Aceh Besar termasuk juga satu diantara destinasi andalan yang sering dikunjungi oleh beragam wisatawan, baik lokal ataupun mancanegara. Pantai yang populer dengan keindahan matahari senjanya ini di ketahui mempunyai gelombang yang cukup tinggi, hingga tak heran bila pantai ini jadi surganya beberapa peselancar serta beberapa penggemar fotografi. Mantap kan!

5. Sumur Tiga Sabang

Photo by yoseph_and_naturallife


Pantai Sumur Tiga yaitu pantai berpasir putih serta memiliki tekstur lembut dengan garis pantai yang begitu panjang, mungkin saja ini yaitu pantai dengan garis pantai yang paling panjang yang ada di Kota Sabang. Ombak di pantai ini juga terbilang cukuplah besar di saat gunakan serta tenang saat surut (sore hari). Oleh karenanya saat sore pantai ini jadi tempat yang asik untuk snorkeling. Anda tak perlu memakai perahu untuk snorkeling di sini, cukup berbekal snorkeling gear yang dapat Anda sewa di penginapan lantas berenang menyusuri pantai. O, ya! Pantai ini kami sebut sebagai “Hawaii-nya Sabang” bukanlah lantaran ombaknya yang besar hingga dapat Anda pakai untuk surfing, namun lantaran panorama yang Anda bisa saat mengunjunginya, seperti Hawaii yang kami saksikan di tv.